Sumber meme : @recehanbola |
Akhir - akhir ini di linimasa yang membahas sepakbola kita sering mendengar dan melihat istilah pelatih miskin taktik. Istilah tersebut makin populer ketika ada seorang komentator sepakbola selalu menyebut beberapa pelatih miskin taktik.
Apa sih definisi pelatih miskin taktik itu?
Jika mengartikan miskin sebagai tidak punya apa - apa lalu dihubungkan dengan pelatih rasanya cukup sulit mencari satu pelatih saja yang cocok dengan istilah tersebut. Misal kita ambil contoh Ole ketika masih melatih Manchester United banyak yang bilang sebagai pelatih yang miskin taktik, apakah Ole tidak melakukan perubahan pemain? apakah ole tidak merotasi pemain? apakah cara main Manchester United selalu sama tiap minggunya? tentu saja tidak maka kita tidak bisa menyebut Ole sebagai pelatih yang miskin taktik.
Jika melihat dari beberapa komentar - komentar dan tulisan - tulisan di media sosial yang membahas istilah miskin taktik bisa kita asumsikan bahwa yang mereka maksud pelatih miskin taktik adalah pelatih yang team nya bermain dengan monoton, cenderung defensif, bermain efektif dengan mengandalkan counter attack.
Dari asumsi di atas dengan terpaksa bisa kita terima bahwa Ole sebagai pelatih yang miskin taktik. Lalu siapa saja pelatih - pelatih miskin taktik lainnya? Dibawah ini beberapa nama - nama pelatih populer yang dengan terpaksa kita sebut sebagai pelatih miskin taktik.
1. Carlo Ancelotti
Pelatih pertama yang berhasil memenangkan Liga Champions sebanyak 4 kali, 2 bersama AC Milan dan 2 Lagi bersama Real Madrid
2. Jose Mourinho
Pelatih yang juga baru mencetak rekor sebagai pelatih yang berhasil juara 3 Kompetisi Eropa Berbeda yaitu UCL, UEL dan UEFCL
3. Antonio Conte
Pelatih asal Italia yang memang negaranya terkenal dengan taktik cattenacio alias bermain defensif
4. Diego Simeone
Pelatih yang sudah cukup lama melatih Atletico madrid ini terkadang bukan hanya menggunakan strategi dari sisi teknis tapi juga sisi psikologis dengan cara sedikit provokasi team lawan
5. Rafael Benitez
Pelatih yang tentu kita ingat ketika liverpool berhasil comeback melawan AC Milan di final Champions 2005 yang pada saat itu jika kita lihat skuad Liverpool sangat jauh berbeda kualitasnya dengan AC Milan tapi mampu memanfaatkan peluang sekecil apapun dengan baik untuk menyamakan kedudukan.
0 Comments